Sabtu, 23/11/2024 12:32 WIB

25 Tahun Reformasi

Cerita Aktivis 98 Saat Menggulingkan Soeharto: Modal Kita Cuma Nekat

Batara adalah mahasiswa FK UKI angkatan 96. Kala itu, mahasiswa yang membuat organisasi akan dikenakan UU subversif. Walau didera ketakutan, Batara dan teman-temannya tetap bergerak untuk melawan. Dia lebih takut melihat kalau negara lebih hancur.

Persatuan Nasional Aktivis (PENA) 98 dan Forum Kota (Forkot) menggelar diskusi interaktif 25 tahun reformasi di Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta, Jumat (12/5). (Foto: Dok. Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Persatuan Nasional Aktivis (PENA) 98 dan Forum Kota (Forkot) menggelar diskusi interaktif 25 tahun reformasi di Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta, Jumat (12/5).

Adapun diskusi dilakukan untuk merawat ingatan bagaimana pergerakan mahasiswa dalam menggulingkan Presiden Soeharto. Lengsernya Soeharto dari tampuk kekuasaannya, membuka keran demokrasi yang begitu deras.

Di antaranya, kehidupan politik menjadi multipartai. Di mana partai yang tadinya dibatasi hanya tiga, kini menjadi banyak. Selain itu, kebebasan pers dijamin.

Sebelumnya pers selalu didikte Soeharto. Pemberitaan yang dimuat hanya seputar pemerintah Soeharto, kini pers menjadi banyak dan bebas. Bahkan media sosial berkembang pesat, menuju masyarakat yang terbuka.

Siapapun, bisa mengakses media dengan mudah, bahkan siapapun bisa mengkritisi kinerja pejabat dan pemerintah ketika tidak melakukan kerja yang sesuai aturan.

Di lain hal, jatuhnya rezim Soeharto juga menjamin rakyat berorganisasi dan berkumpul. Serikat buruh terbentuk dan berkembang pesat. Serikat tani, nelayan, serta organisasi mahasiswa berkembang bak jamur yang bertumbuhan selepas hujan.

Tiga fenomena di atas menunjukkan bahwa kehidupan demokrasi membaik pasca rezim Soeharto tumbang.

Perjuangan reformasi yang dilakukan mahasiswa dan rakyat dengan keringat, darah, airmata, serta nyawa, hasilnya belum sempurna. Karena kejahatan politik dan HAM di masa rezim Soeharto berkuasa, belum juga diadili seadil-adilnya

Aktivis 98 lainnya, dr Batara Imanuel Sirait berkisah bagaimana mereka berjuang tahun 1996-1998.

Batara adalah mahasiswa FK UKI angkatan 96. Kala itu, mahasiswa yang membuat organisasi akan dikenakan UU subversif. Walau didera ketakutan, Batara dan teman-temannya tetap bergerak untuk melawan. Dia lebih takut melihat kalau negara lebih hancur.

"Kita enggak ada duit, cuma modal nekat," kata Batara membuka ceritanya dalam Diskusi Interaktif 25 Tahun Reformasi di Gedung Graha William Soeryadjaya UKI, Jumat (12/5).

Batara mengisahkan mereka menggunakan mobil rongsokan semacam Elf yang disulap menjadi ambulans.

"Kalau kita naik dengan mobil yang sudah berkarat kalau kita terluka, kita juga bisa kena tetanus," kata Batara.

Mobil tersebut kemudian mereka cat ulang, diberi palang biru, dan menggunakan dana seadanya melengkapinya dengan perlengkapan medis.

"Walau paling tidak layak, jangan-jangan itu ambulans paling propduktif, paling banyak berjasa selama perjuangan mahasiswa 98," beber Batara.

Batara kemudian mengisahkan perjuangan berlanjut ketika dia bertugas di IGD RS UKI. Mereka mengganti identitas mahasiswa yang masuk IGD agar menggocek intelijen.

“Jadi di papan informasi pasien, mahasiswa yang dirawat diganti nama dan diagnosa penyakitnya juga diganti. Misalnya kita tulis jadi Agus H. Diganosis digigit anjing, supaya tidak mungkin di-trace sama aparat. Begitu lah kejadian waktu itu," tutur alumni Fakultas Kedokteran UKI itu.

Batara mengungkapkan kondisi sekarang sudah sangat berbeda dibandingkan 25 tahun yang lalu.

Menurut dia, sekarang orang bebas berbicara bahkan mengkritik pemerintah tanpa data sekalipun.

"25 tahun itu tidak mungkin terjadi. Bicara hari ini besok hilang," pungkasnya.

Dalam diskusi, Fendy Mugni selaku Presnas DKI jakarta Pena 98 memimpin prosesi mengheningkan cipta terkait tragedi trisakti.

Hari ini 4 mahasiswa trisakti meninggal, selanjutnya 189 perempuan diperkosa. 1217 orang meninggal, 32 mall terbakar, 218 toko terbakar, 155 bank terbakar, 165 ruko terbakar, 81 kantor terbakar, 4 hotel terbakar 21 rumah terbakar dan 2 SPBU hancur.

Selain menggelar acara diskusi, PENA 98 juga menggelar Pameran Foto yang berisi foto aksi-aksi mahasiswa 1998, dilengkapi memorabilia atribut-atribut aksi dan atribut aparat keamanan seperti tameng, replika selongsong peluru hingga bom molotov.

Acara pameran foto ini berlangsung di Sekretariat GRAHA PENA 98 di Jalan HOS Cokroaminoto No. 115, Menteng, Jakarta Pusat, mulai Kamis 11 Mei 2023 sampai Rabu 17 Mei 2023.

 

KEYWORD :

Pena 98 Forkot reformasi 25 tahun aktivis pergerakan mahasiswa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :